MENYAMBUT MILAD 7 JPRMI
[KSPM] - Memasuki
umurnya yang ke-7 tahun, Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia
(JPRMI) berambisi untuk menjadikan masjid sebagai satu atap penyelesaian
(one stop solution) bagi permasalahan anak remaja.
Secara khusus, Ketua JPRMI Cabang DKI Jakarta, Henda Yusamtha menilai seharusnya masjid menjadi pemain di garda terdepan sebagai solusi permasalahan krisis identitas remaja.
Kasus–kasus hedonisme, sekulerisme hingga gaya
hidup materialistik di kalangan anak muda juga disebabkan karena peran
masjid masih terlalu eksklusif untuk menjadi tempat beraktifitas
anak-anak muda.
“Karakter dakwah JPRMI adalah mengajak dan
merangkul, bukan memaksa apalagi memvonis, kami berkeinginan menjadikan
masjid sebagai one stop solution for the ummah,” jelasnya kepada hidayatullah.com, Jum’at (28/09/2012).
Menurutnya, masjid jangan hanya dijadikan
tempat-tempat ritual ibadah sholat semata. Pada era modern ini masjid
harus bisa berperan sebagai fasilitator bagi kreatifitas anak muda.
Mulai dari aktifitas keorganisasian, pelatihan enterpreuner,
penyaluran minat dan hobi hingga konsolidasi gerakan kepemudaan. Hal ini
menurut Henda, sangat penting untuk membangun daya tarik masjid agar
juga dimiliki anak-anak muda. Di mana dari situ masjid bisa menjadi
tempat pelarian dari kegalauan pergaulan remaja.“Setelah mereka nyaman dan terinternalisasi dengan
masjid, barulah kita siapkan perangkat pola pembinaan di remaja masjid
secara komprehensif dan terpadu,” tambahnya lagi.
Menurutnya, hancurnya tatanan masyarakat di
kalangan anak muda juga disebabkan karena peran masjid tidak berhasil
menyentuh kepada permasalahan anak muda. Masjid yang identik dengan
orang lanjut usia dan eksklusif sudah waktunya dirubah. Masjid harus
bisa membuka diri untuk memfasilitasi peran anak muda dengan
memaksimalkan institusi remaja di tempatnya masing-masing. Dari sini
selain anak remaja bisa dibina untuk lebih mencintai masjid juga menjadi
aset kaderisasi penting bagi masjid itu sendiri. (Sumber : Hidayatullah.com)